Tingginya angka anak putus sekolah dan strategi dalam persaingan ekonomi seperti asam di gunung bertemu di kuali. Lantaran, dipicu oleh tekanan ekonomi, para orang tua dari keluarga miskin terpincut mendorong anak sebagai alat ekonomi. Dan, dunia usaha pun masih banyak yang tutup mata, menjadikan anak bagian dari meraup keuntungan.