Bisnis, JAKARTA – PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk., anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, memperkirakan bahwa nilai investasi pendirian fasilitas vulkanisir ban pesawat di dalam negeri mencapai US$10 juta atau sekitar Rp138,9 miliar.nVice President Corporate Communication GMF AeroAsia Fidiarta Andika mengatakan, pendirian fasilitas tersebut akan menggandeng Batam Aero Teknik (BAT), anak usaha Lion Air Group, dan salah satu pabrikan ban pesawat asing yang belum bisa dipublikasikan namanya. nFasilitas tersebut akan memberikan lapangan kerja di dalam negeri dan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional. “Estimasi investasinya sekitar US$10 juta. Saat ini kami masih membahas mengenai rencana bisnis dengan mitra,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/7).nDia menambahkan, rencana bisnis tersebut akan menjadi pedoman bagi ketiga pihak tersebut. Adapun, isinya mencakup kontribusi investasi, pemegang saham, besaran produksi dan target pasar, pasokan bahan baku, hingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.nPihaknya juga belum membahas mengenai pasokan karet yang akan dibutuhkan. Adapun, pemerintah berharap fasilitas vulkanisir ban tersebut bisa membeli dari petani karet dalam negeri untuk meningkatkan harga pasar.nAndika menyebut, industri yang tergolong padat karya ini akan mengandalkan teknologi yang sudah dimiliki oleh pabrikan ban pesawat yang menjadi mitra. Sementara itu, GMF maupun BAT akan menjadi pemasok sumber daya manusia dan maskapai pelanggan.nSecara terpisah, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menilai, pendirian fasilitas vulkanisir ban pesawat yang sedang dijajaki oleh GMF dan BAT bisa meringankan biaya perawatan bagi maskapai nasional. nWacana tersebut muncul saat rapat koordinasi evaluasi kebijakan harga tiket pesawat di Kemenko Perekonomian, Senin (22/7).n“Selama ini, vulkanisir ban pesawat dilakukan di Thailand, maskapai melakukan pengiriman dulu ke sana. Mengapa tidak dilakukan di sini saja, bisa menguntungkan petani karet juga,” kata Susiwijono.nPemerintah sedang gencar mencari upaya untuk membuat maskapai dalam negeri bisa beroperasi dengan efisien melalui skema rencana jangka menengah panjang. Pendirian beberapa fasilitas penunjang perawatan pesawat menjadi salah satu opsi untuk menekan biaya operasional maskapai.nGMF sendiri berharap pembangunan fasilitas vulkanisir ban pesawat bisa dilakukan pada 2020. Menurut Fidiarta, fasilitas tersebut dapat memberikan keuntungan bagi maskapai nasional.n“Diskusi antarpihak masih berjalan. Kami berharap tahun ini sudah bisa menyepakati rencana bisnis dan menjalin kesepakatan joint venture. Jadi, groundbreaking bisa dilakukan pada tahun berjalan [2019] atau paling lambat pada 2020,” katanya. nDia menambahkan, vulkanisir ban pesawat akan dibangun di lokasi yang baru atau terpisah dengan fasilitas perawatan yang sudah ada (existing). Fasilitas vulkanisir memiliki karakteristik dan peralatan yang berbeda jauh dengan fasilitas perawatan pesawat milik GMF sebelumnya.nPihaknya belum bisa menjanjikan tarif jasa vulkanisir ban bakal lebih rendah dibandingkan dengan fasilitas di luar negeri. Sebab, perkiraan tarif tersebut bergantung pada perhitungan modal maupun biaya produksi di dalam negeri yang disesuaikan dengan kemampuan serapan pasar. nAkan tetapi, lanjutnya, dapat dipastikan maskapai yang menggunakan jasa vulkanisir ban di dalam negeri bisa memangkas biaya pengiriman ke luar negeri. Selama ini, maskapai melakukan vulkanisir ban pada fasilitas yang berada di Thailand. (Rio Sandy Pradana)n