KINERJA KUARTAL III/2019

Prospek Cerah Emiten Lahan Industri

Pandu Gumilar
Rabu, 13/11/2019 02:00 WIB
Bisnis, JAKARTA — Memasuki putaran akhir 2019, emiten-emiten subsektor lahan industri menunjukkan kinerja keuangan yang moncer pada kuartal III/2019.\nPT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST), misalnya, dapat men­catat­kan kenaikan laba bersih, sedangkan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) berhasil membalikkan dan mengecilkan rugi bersih. \nAdapun, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mencatatkan koreksi laba bersih sedalam 87,07%.\nInvestor Relation Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan kinerja keuangan perseroan tahun ini akan ditopang oleh segmen konstruksi dan juga properti. Adapun, marketing sales lahan industri yang mampu mengubah rugi bersih menjadi laba pada periode ini.\n“Segmen konstruksi dan properti yang akan menopang. Pendorong net profit adalah booking lahan sebesar 16,6 hektare,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/11). \nSebagai informasi, SSIA mengantongi dana segar Rp285,9 miliar dari pemasaran tersebut. SSIA pada tahun ini sejatinya menargetkan penjualan 15 hektare, naik 99,6% dibandingkan dengan target prapenjualan kuartal III/2018 sebesar 8,3 hektare.\nPada periode Januari—September, segmen properti berkontribusi Rp258,4 miliar atau berkontribusi 9% atas pendapatan. Sementara itu, segmen konstruksi menyumbang Rp1,91 triliun atau berkontribusi 69%. Secara year-on-year (yoy), segmen properti tumbuh 18,8% dari posisi tahun lalu Rp217,6 miliar dan segmen konstruksi tumbuh 2,9% dari posisi tahun lalu Rp1,85 triliun.\nErlin menyebut perseroan mematok laba bersih sebesar tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu atau setara dengan Rp113,10 miliar. Padahal pada 2018, laba bersih SSIA terkoreksi sedalam 96,8% dari posisi Rp1,73 triliun pada 2017. Adapun, peningkatan laba bersih yang drastis pada 2017 disebabkan oleh perjanjian jual beli bersyarat antara entitas usaha dengan PT Astratel Nusantara.\n“Net profit akan mengalami peningkatan 3 kali lipat dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp37,7 miliar, dari hasil penjualan lahan pada kuartal IV/2019,” ungkapnya.\nDi sisi lain, DMAS yang juga telah melampaui target pendapatan setahun penuh sebesar Rp1,26 triliun dengan laba bersih Rp704 miliar masih mengincar tambahan penjualan.\nTondy Suwanto, Direktur Independen Puradelta Lestari mengatakan sejatinya target pendapatan dan laba bersih perseroan telah terpenuhi pada kuartal III/2019. Namun, emiten berkode saham DMAS itu masih mengincar pemasaran lahan sampai 150 hektare.\nTondy mengatakan meskipun target telah terpenuhi, perseroan akan tetap mengupayakan penjualan terus menanjak sampai sisa akhir tahun. “Target tahun ini sudah tercapai. Kami berharap ada tambahan di sisa waktu 1,5 bulan ini,” ungkapnya.\nMenurutnya, permintaan yang masuk ke pipeline perseroan lebih dari 150 hektare. Oleh sebab itu, dia optimistis akan ada tambahan pemasaran yang masuk pada kuartal IV/2019. Mayoritas permintaan, lanjutnya, datang dari sektor industri maupun otomotif. “Permintaan lahan masih cukup menggembirakan. Untuk periode terakhir tentu saja kami berharap ada tambahan closing,” ungkapnya.\nSementara itu, Sekretaris Perusahaan Kawasan Industri Jababeka Muljadi Suganda mengatakan marketing sales perseroan tercatat Rp1,08 triliun sampai dengan kuartal III/2019. Dia optimistis target tahun 2019 sebesar Rp1,6 triliun dapat tercapai kare­na masih ada permintaan pipeline yang ada.\nKIJA mengalami koreksi pendapatan bersih sebesar 10,58%, tetapi tetap membukukan laba Rp66,06 miliar berkat selisih kurs dari posisi rugi Rp418,01 miliar menjadi laba Rp93,62 miliar.\nAdapun, bisnis utama KIJA yakni pembangkit tenaga listrik mengalami koreksi 27,11% dari posisi Rp774,45 miliar menjadi Rp564,48 miliar. \nSementara itu, LPCK, mengalami peningkatan penjualan tanah industri sebesar 253% menjadi Rp66,60 miliar menjadi Rp18,80 miliar. \nPresiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk. Simon Subiyanto mengatakan penjualan lahan industri yang lebih tinggi menopang penjualan tahun ini.\nLAHAN KOMERSIAL\nPasalnya, dari segmen penjualan lahan komersial dan ruko yang menjadi lini bisnis utama perseroan mengalami koreksi sebesar 92%. Dengan begitu, total pendapatan perseroan menjadi ikut terkoreksi 42% menjadi Rp1,06 triliun.\nAnalis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho R. Fitriyanto mengatakan pada semester II/2019 kinerja emiten kawasan industri akan lebih baik. Pasalnya, tensi politik dalam negeri sudah lebih kondusif sehingga ber­dam­pak pada kepercayaan investor dari luar untuk kembali menanamkan modal. \nSelain itu, akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China, investor asing ingin mengalihkan basis produksinya. \n“Nilai tukar mata uang kita sepanjang 2019 pun lebih stabil sehingga cukup memberikan kepercayaan untuk berinvestasi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/11).\nDi antara emiten kawasan industri, Nugroho memilih DMAS sebagai pilihan teratas. Menurutnya, bank lahan yang terkonsolidasi cukup menarik bagi investor asing yang ingin ekspansi secara massif.
Pilih tipe langganan yang cocok untuk Anda.

Digital Deluxe

  • Digital Deluxe
    1 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 200.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    6 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 1.000.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    12 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 1.800.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    3 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 600.000,00
    Pilih
Anda juga bisa berlangganan secara korporat dengan jumlah user sesuai kebutuhan dalam satu perusahaan, organisasi/asosiasi atau lembaga pendidikan. Untuk info lebih detail, kontak kami di [email protected]
Top