PROSPEK SEKTORAL

Resep Emiten Kesehatan Jaga Stamina

Szalma Fatimarahma & Ana Noviani
Jum'at, 04/08/2023 02:00 WIB
Bisnis, JAKARTA — Mayoritas emiten sektor kesehatan mengantongi tekanan profitabilitas kendati pendapatannya mampu tumbuh positif pada semester I/2023. Di tengah sentimen itu, para emiten mengatur ulang strategi untuk menjaga performa hingga akhir tahun ini.\nBerdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 12 dari 18 emiten kesehatan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sepanjang Januari—Juni 2023. Pendapatan dua emiten rumah sakit, PT Sejahteraraja Anugerahjaya Tbk. (SRAJ) dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) kompak naik lebih dari 20% secara tahunan.\nPendapatan SRAJ tercatat naik 24,94% year-on-year (YoY) menjadi Rp1,12 triliun, sedangkan SAME meraih pertumbuhan pendapatan 21,13% secara tahunan menjadi Rp772,71 miliar pada paruh pertama tahun ini.\nKontras, pendapatan PT Indofarma Tbk. (INAF) merosot paling dalam dengan koreksi 36,42% YoY dari Rp574,05 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp364,96 miliar dalam 6 bulan pertama 2023. \nSejalan dengan raihan top line itu, emiten-emiten kesehatan mendulang profitabilitas yang bervariasi. Tiga emiten yang mampu mempertebal laba bersih ialah PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) melesat 139,36% YoY menjadi Rp503,37 miliar, PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) meningkat 82,87% YoY menjadi Rp692,84 miliar, dan PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) naik 64,93% YoY menjadi Rp14,25 miliar. (Lihat infografis)\nMeski melandai, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) masih menjadi emiten kesehatan yang mendulang laba paling tebal. Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas KLBF pada semester I/2023 terkontraksi 6,59% dari Rp1,63 triliun pada paruh pertama 2022 menjadi Rp1,52 triliun. \nProfitabilitas itu dikantongi dari penjualan neto yang tumbuh 9,4% YoY dari Rp13,87 triliun menjadi Rp15,17 triliun. \nKartika Setiabudy, Chief Financial Officer Kalbe Farma, memaparkan kontribusi penjualan bersih dari divisi obat resep sebesar Rp3,87 triliun, divisi nutrisi Rp3,93 triliun, divisi distribusi dan logistik Rp5,31 triliun, divisi produk kesehatan Rp2,05 triliun. \n“Perseroan terus menjaga efi­­siensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. Laba usaha mencapai Rp2.032 miliar pada semester I/2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 13,4%,” tulisnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (3/8). \nSejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, lanjutnya, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih pada 2023 menjadi sekitar 8%—10% dan tetap tumbuh di atas pasar. Sebelumnya, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sekitar 13%—15% pada 2023. \n“Di samping itu, proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham adalah sekitar 0%—1%.”\nHingga semester I/2023, laba per saham KLBF mencapai Rp32,87 turun 6,4% dibandingkan dengan Rp35,11 pada periode yang sama tahun sebelumnya.\nDi kalangan emiten farmasi keluarga BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar pada semester I/2023, berbalik positif dari rugi bersih semester I/2022 sebesar Rp206,30 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan perusahaan yang naik 11,78% YoY menjadi Rp4,95 triliun. \nDirektur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan bahwa kontribusi pendapatan KAEF ditopang oleh peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik, serta peningkatan penjualan berbagai  produk yang ditawarkan KAEF. \n“Penjualan obat over the counter dan kosmetika tumbuh 4,85% menjadi Rp1,06 triliun pada semester I/2023,” tulis David dalam keterangan resmi.\nSelain itu, kontribusi penjualan dari obat generik mencapai Rp1,07 triliun, produk etikel dan lisensi Rp1,89 triliun, serta layanan laboratoirum medis dan klinik Rp488,16 miliar. \nTerpisah, Presiden Direktur Siloam Benny Haryanto mengatakan SILO akan terus mendorong efisiensi dan profitabilitas di seluruh cabang rumah sakit Siloam. Emiten Grup Lippo itu, lanjutnya, juga berkomitmen untuk membangun 1—2 rumah sakit baru per tahunnya dengan fokus pada pasar premium.\nSementara itu, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan capaian kinerja semester I/2023 menjadi bukti bahwa perseroan mampu menghasilkan kinerja yang positif meski status pandemi Covid-19 telah berakhir di Indonesia.
Pilih tipe langganan yang cocok untuk Anda.

Digital Deluxe

  • Digital Deluxe
    1 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 200.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    3 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 590.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    6 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 1.150.000,00
    Pilih
  • Digital Deluxe
    12 Bulan
    • E-Paper Web
    • E-Paper App
    • Kanal Koran Bisnis.com
    IDR 2.200.000,00
    Pilih
Anda juga bisa berlangganan secara korporat dengan jumlah user sesuai kebutuhan dalam satu perusahaan, organisasi/asosiasi atau lembaga pendidikan. Untuk info lebih detail, kontak kami di [email protected]
Top