Pada pengujung September 2014, di satu hotel di Bogor, Jawa Barat, seorang pejabat pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa—kini menjadi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berkeluh kesah tentang sulitnya membumikan penggunaan bahasa Indonesia, terutama penamaan di tempat umum.