Saat ini, kekuatan sebuah bangsa tidak lagi hanya diukur dari jumlah pasukan atau teknologi persenjataannya, melainkan dari daya tahan masyarakatnya dalam menghadapi gelombang informasi yang masif, cepat, dan tak selalu benar. Literasi digital kini tak ubahnya benteng pertahanan nasional—bukan tambahan, tetapi keharusan.\n